Kamis, 27 Juni 2019

Berita Desa Gohong

    PROKAL.CO, Desa Gohong, di Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) punya cerita bagaimana mengefektifkan penggunaan Dana Desa dengan swakelola, untuk kesejahteraan warganya.
    DEDY SANJAYA, Pulang Pisau
Sore itu cuaca mulai gelap, pertanda hari akan hujan. Disaat yang sama, nampak puluhan warga Desa Gohong yang rata-rata para pria dewasa tengah berkumpul di lapangan terbuka, sebagian diantaranya sibuk menggelar terpal sebagai alas duduk. Kades Desa Gohong, Yanto L Adam terlihat beberapa kali bolak-balik menggotong dus minuman ke tengah lapangan. Rupanya sore itu, warga Desa Gohong sedang akan menggelar syukuran atas selesainya pembangunann lapangan voli, yang penganggarannya dari dana desa.
"Mari sini, duduk bergabung. Kita ada syukuran kecil untuk membuka lapangan voli milik desa. Harapannya semoga lapangan yang dibangun dengan dana desa dan dikerjakan secara swakelola ini bisa menjadi sarana olahraga masyarakat, lebih dari itu mampu menciptakan atlet kelas kabupaten," ujar Kades Yanto yang selanjutnya dilangsungkan doa bersama oleh pemuka agama islam yang dituakan oleh warga setempat.

    Selesai hajatan, Kades Yanto ditemani satu orang perangkat desa kemudian mengajak penulis berkeliling desa. Dirinya menunjukkan beberapa pembangunan yang bersumber dari dana desa tahun 2017, yang kini sudah bisa dinikmati masyarakat.

    Di bidang infrastruktur diantaranya pembuatan jalan gorong-gorong di RT II dan Domas, lalu pembuatan tabat beton, pembuatan penimbunan dan siring, pembuatan ruang bermain TK PAUD serta pondasi balai kesenian. Selain itu, di bidang pemberdayaan masyarakat pihaknya pun sudah melakukan pelatihan untuk pengrajin anyaman rotan serta pelatihan kader Posyandu.

   "Ada lagi pembuatan 25 sumur bor untuk kebutuhan masyarakat serta pembuatan pos jaga hutan desa. Semuanya bersumber dari dari kucuran Dana Desa sebesar Rp 840 juta dan alokasi dana desa (ADD) sebesar Rp 340 juta. Semua pekerjaan yang kami buat selalu dimulai melalui musyawarah bersama BPD, kemudian kami susun mana yang skala prioritas. Untuk pengerjaan kita lakukan dengan swakelola melibatkan masyarakat sekitar," Yanto L Adam yang juga ketua Asosiasi Pemerintah Desa ( Apdesi) Pulang Pisau ini.
Di hari berikutnya, Kades Yanto kemudian mengajak Penulis untuk melihat penanaman padi yang pengolahannya dengan metode tanpa bakar. Meski program tersebut di inisiasi oleh Badan Restorasi Gambut (BRG) Pusat, namun dirinya menangkap aspirasi para petani jika desa bisa ikut hadir mendorong agar jumlah luasan pertanian berikutnya bisa bertambah dengan dibantu pihak desa.

    "Bulan April atau Juni sudah bisa panen. Kita nanti lihat, jika memang berhasil maka masukan dari kelompok tani ini, bisa saja kita sampaikan ke BPD untuk di musyawarahkan bersama agar dana desa bisa hadir memfasilitasi. Misalnya mengumpulkan warga secara kolektif untuk membuat Poktan dan proposal, nanti konsumsi untuk rapat bisa memakai dana desa," ujar Kades Yanto.

      Selain Yanto, Anang Sugito sekretaris Desa Gohong dijumpai di kantor Desa menyampaikan, sejak digulirkan bantuan Dana desa banyak kemajuan yang terjadi di Desa Gohong.

    Dulu dikatakan Anang, pihak desa harus bersusah payah melakukan pengusulan pada pemerintah daerah untuk mengabulkan usulan warga. Kadang beberapa kali usulan yang masuk belum tentu semua berhasil. Kini, untuk usulan yang kecil dibidang infrastruktur pihaknya sudah mampu mengeksekusi sendiri.

    "Kecuali yang besar, baru kita usulkan pada pemerintah. Seperti minta pembersihan sungai, pembangunan jalan dan jembatan yang kita tau biayanya hampir satu miliar. Semua usulan pekerjaan yang bersumber dari dana desa kita lakukan sesuai mekanismenya. Mulai dari musrenbang tingkat desa, penganggaran dan penyusunan APBDes hingga ketahap pelaporan keuangan," ujar Sekdes Gohong.

    Adanya pos penganggaran dibidang pemberdayaan oleh Desa Gohong juga mendapat perhatian dari Bahriannor, Tenaga Ahli Pendamping Desa Bidang Pemberdayaan Masyarakat yang bertugas di Pulang Pisau.
Dikatakan Bahriannor, perhatian desa untuk meningkatkan ekonomi dan memperbaiki sumber daya manusia bisa dorong melalui program-program pemberdayaan terpadu. Dimana, desa harus jeli dan kreatif membaca peluang usaha yang punya potensi untuk dikembangkan.

    "Seperti pelatihan kerajinan rotan, itu sangat positif. Tinggal tindak lanjutnya saja terus dikawal agar nanti mampu menciptakan pengusaha kerajinan yang benar-benar kuat. Selain melatih, desa bisa saja mensinergikan dengan Badan usaha milik desa atau Bumdes," jelas Bahriannor.

    Terpisah Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMDes) Pulang Pisau, Syaripul Pasaribu mengaku mengapresiasi semangat membangun dari para Kades dan perangkat desa. Satu hal yang membanggakan, yaitu dari 95 desa di Pulang Pisau semua pelaporan keuangan sudah memakai Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES). Dengan aplikasi berstandar tersebut, pihaknya lebih mudah melakukan pendampingan dan mengawal usulan program yang bersumber dari desa.

     "Untuk menghindari terjadinya pelanggaran hukum terkait Dana Desa, kami himbau untuk kepala desa dan perangkatnya agar menghindari laporan fiktif, Mark-up anggaran dan suap. Tiga hal tersebut sama sekali tidak boleh dilakukan, bekerjalah dengan benar. Kemudian untuk menghindari dugaan negatif dari pihak luar, lakukan transparansi anggaran. Seperti membuat laporan keuangan melalui baliho dan di pasang di halaman kantor desa. Kemudian setiap pekerjaan fisik, buatkan papan namanya. Jika ada kesulitan, kita membuka ruang untuk berkonsultasi, DPMDes ini seperti induk bagi desa-desa," tukas Syaripul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar